Langsung ke konten utama

Sejarah Singkat Mbah Abdurrahman

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum wr.wb


Tulisan ini,sebaiknya dibaca oleh Daldiri's Family. bukan bermaksud mendeskriminasikan, hanya saja ini bagian dari sejarah keluarga kami.
Mengapa aku post disini? Karena jarak kita yang jauh, dan jarang waktu kita bisa kumpul bersama dengan lengkap. Jadi, alternatif yang paling efektif adalah melalui online.
Jujur, aku tak pandai merangkai kata. Hanya mencoba menggambarkan bagaimana sosok Mbah buyut kita semua.

Ide untuk menulis ini, tercetus ketika aku, mamah, Ai, yusuf, dan keluarga pak adih bersilaturrahmi ke Lampung. Setelah menemui saudara Pak adih yang menikah, kami bertolak ke Kediaman Mbah Sholihin. Disana, Mbah Sholihin banyak bercerita tentang Mbah Abdurrahman, Mbah Hasbullah, dan Mbah Daldiri. Karena tidak semua dari kita sempat menemui Mbah Sholihin, aku yang pernah mendengar apa yang diceritakan beliau, meng-share apa yang aku ketahui dari beliau. Agar tidak hanya aku yang tahu, tapi semua bagian dari keluarga ini mengetahuinya juga.

Apa tujuan dibuat nya artikel ini ? Apakah untuk Takabur?
Jawabannya BUKAN. 
Artikel ini dibuat dengan berbagai alasan :
1. Agar kita sebagai keturunannya mengetahui asal usul siapa nenek moyang (Buyut kita).
2. Agar Selagi masih ada narasumber (Mbah Sholihin) yang menyaksikan langsung, supaya artikel ini menjadi otentik..
3. Kita dapat berkaca, siapa diri kita, siapa kakek moyang kita; untuk itu dapat lebih menjaga dalam bersikap, dan bertingkah laku. usiikum wa iyyaya nafsi

Marilah kita simak dan hayati bersama sosok Mbah Abdurrahman.
Mbah Abdurrahman adalah salah seorang ulama Kebumen. Beliau mempunyai banyak karomah. salah satunya akan di ceritakan dibawah ini. Jumlah putra dan putri Mbah Abdurrahman, masih belum jelas untuk diketahui. Hanya, yang pasti, Mbah Hasbulloh adalah salah satu putra Mbah Abdurrahman yang sangat terkenal diantara putra putri beliau lainnya. Mbah Hasbulloh sendiri mempunyai 2 Istri. Dari istrinya yang kedua, lahirlah Mbah Daldiri. Sanak saudara yang dimiliki mbah Daldiri seibu, ada 5 orang.Mbah Daldiri adalah anak ke-5 (sebelum akhir), yaitu :
1.Mbah Sun Haji.
2.Mbah Ky.Mohasin (Baetur Roqoyah) / Mbah Ibeng
3.Mbah Ky. Holali.
4.Mbah Siti Khodijah
5.Mbah Daldiri
6. Mbah Sholihin.

   BIOGRAFI DAN SEJARAH SINGKAT SYEIKH ABDURRAHMAN
          Mbah Ky. H. Abdurrahman adalah keturunan dari pasangan suami isteri yang berasal dari Jabal Hubais (Yaman). Beliau datang ke Indonesia membawa Ilmu yang beliau pelajari ketika berada di Mekkah. Ilmu itu adalah Ilmu Thareqoh An-Naqsyabandiyyah Al-Kholidiyah. Ky. H. Abdurrahman berdomisili di daerah Ambal, Kebumen.
          Suatu hari dimasa kecil mbah Ky.H. Abdurrahman bertemu  seseorang yang menyerupai Tukang Es. Kemudian Lelaki itu mengajak beliau ke sebuah Pondok Pesantren.
 Mbah Ky.H.Abdurrahman berkata kepada Tukang Es itu, “ Saya harus kemana?”
Tukang Es situ lalu menjawab “ Ayo, ikuti saya”.
Beliau pun tak langsung mengiyakan ajakan orang itu. Beliau meminta izin kepada Lelaki tersebut untuk menemui orang tuanya terlebih dahulu. Setelah mendapat izin dari kedua orang tuanya, Syeikh Abdurrahman kemudian mengejar Lelaki penjual Es tersebut yang sudah berada cukup jauh dari tempat bertemu mereka sebelumnya. Lelaki Penjual Es itu kini berjarak 50 meter dari posisi Syeikh Abdurrahman berdiri.
          Suatu kejadian yang aneh, Walaupun Syeikh Abdurrahman mencoba mengejar dan mempersempit jarak mereka, Lelaki penjual Es itu pun tetap berjarak 50 meter seperti jarak awal mereka. Kemudian, Syeikh Abdurrahman melambatkan langkahnya, tetapi yang terjadi jarak nya dengan lelaki itu pun tetap berjarak 50 Meter.
          Ketika jarum jam menunjukan pukul 6 petang, tiba tiba lelaki Penjual Es itu menghilang dari pandangan mata syeikh Abdurrahman. Beliau lalu memutuskan untuk menginap di tempat terdekat. Pada pukul 7 Pagi,Lelaki Penjual Es lalu mucul kembali. Syeikh Abdurrahman bergegas menyusul lelaki itu. Dan kejadian yang sama pun terulang lagi. Secepat apapun atau selambat apapun langkah beliau untuk mengejar Lelaki penjual es itu, jarak yang terbentang diantara mereka tetaplah sama. Semua kejadian aneh itu, berlangsung selama 7 Hari.
          Setelah melalui perjalanan yang begitu panjang, sampailah beliau di Pondok Pesantren Jampes (Kediri) dan menetap disana selama 7 tahun.
          Ditahun Ke-7 , Sang Kiayi membawa Syeikh Abdurrahman ikut serta dalam perjalanannya menuju Makkkah Al-Mukarromah. Disana beliau banyak mempelajari ilmu-ilmu baru yang belum pernah ia kenal ketika berada di pulau Jawa. Setelah 30 tahun berselang, Syeikh Abdurrahman lalu kembali ke tanah air dengan membawa Ilmu Thareqoh An-Naqsyabandiyyah Al-Kholidiyyah.
          Sampai di Indonesia, Beliau ingin kembali ke rumah orang tuanya yang berada di Kebumen. Banyak yang berubah dari kota itu, sehingga menyebabkan Syeikh Abdurrahman harus bertanya kepada masyarakat sekitar dimana rumah orang tua nya berada.
          Sampai di sebuah rumah kecil yang ditunjukan oleh seseorang yang ia tanyai di jalan, Lalu Beliau mengetuk pintu, dan mengucapkan salam “Assalamu’alaikum...”
Keluarlah seorang lelaki tua yang beliau yakini adalah ayahnya. Tercenganglah Lelaki tua itu melihat orang dihadapannya yang memakai jubah besar berwarna putih dan bersorban.
Lelaki tua bingung harus menjawab apa. Karena apa yang di ucapkan sang tamu belum pernah ia dengar. Tanpa menjawab salam dari syeikh abdurrahman, Sang Ayah malah bertanya “Maaf, anda siapa?”
Untuk meyakini dugaan bahwa lelaki tua itu adalah ayahnya, Syeikh Abdurrahman lalu bertanya “Apakah anda bernama ‘Fulan’?”
“Benar, Saya memang bernama ‘Fulan’ . Masuk dan duduklah dulu Tuan”. Jawab sang Ayah.
“Kira – kira ada urusan apa Tuan mencari saya? Apakah Tuan adalah seorang Habib?” sambil Ayahnya duduk dilantai sedangkan Syeikh Abdurrahman berada di Kursi ruang tamu rumah itu.
“Apakah anda tidak mengenali saya?” Tanya Beliau lagi.
Ayahnya menggelang pelan, dan menatapnya bingung.
“Berapa banyak putera yang anda miliki?” Tanya Syeikh Abdurrahman hati-hati.
“Saya mempunyai ........ (sekian) putera” jawab ayahnya pelan.
Syeikh Abdurrahman tersenyum simpul, lalu bertanya “Apakah ada diantara mereka yang hilang?”
Wajah Sang ayah yang tadinya datar, berubah kaget mendengar pertanyaan pria dihadapannya yang seolah mengetahui tentang anak nya yang telah hilang selama 30 tahun itu. Setelah dapat menguasai perasaan kaget yang ia rasakan, sang ayah menjawab “Iya, benar. Ada seorang anak laki-laki saya yang sudah lama hilang.
“Bagaimana Ciri-ciri anak anda yang telah hilang lama itu?” Tanya Syeikh Abdurrahman sambil tersenyum.
Sang ayah pun mulai mengenang kembali anak yang disayangi nya itu. Tatapan yang ayahnya berikan, bukan lagi tatapan kaget atau bingung, seperti awal berhadapan dengannya. Kini mata ayahnya berganti menerawang, menggambarkan rindu yang begitu dalam sambil bercerita  ”Ciri –ciri nya terdapat belang di sini” Ucap sang ayah sambil menujuk betisnya.
“Lalu ada Tahi lalat di punggung nya.” Lanjut Sang ayah.
Syeikh Abdurrohman lalu menunjukan ciri-ciri yang disebutkan ayahnya tadi, sambil berujar “apakah ciri-ciri ini yang anda maksud?”
Sang ayah pun kehilangan kata-kata , dengan mata yang berkaca-kaca ia bertanya, “Apakah kamu Abdurrahman,putra kami yang hilang puluhan tahun yang lalu?”
“Iya” jawab syeikh Abdurrahman.
Seketika orang tua syeikh Abdurrahman pun menangis haru dan bahagia, lalu saling menguatkan dalam pelukan. Saat keduanya, hendak memeluk Syeikh Abdurrahman yang sudah ada didepan mata, tiba-tiba syeikh Abdurrahman menghilang dan berpindah tempat dari tempat sebelumnya ia berdiri. Karena hilang, ibu dan ayah beliau berpelukan untuk kedua kalinya.


          Setelah kepulangannya dari tanah suci, Syeikh Abdurrahman memutuskan untuk menetap di Kebumen, Jawa Tengah sekaligus menyebarkan ilmu thoreqoh An-Naqsyabandiyah Al-Kholidiyah yang belum pernah ditemui ditanah jawa. Masyarakat dan para ulama Kebumen menganggap Syeikh Abdurrahman sebagai pembawa ajaran sesat, karena beliau mengajarkan sesuatu yang belum dikenal pada masa itu. Lalu, oleh Bupati Kebumen Syeikh Abdurrahman dipenjarakan. Selang beberapa waktu lamanya, datang lah seorang Ulama Kebumen yang bernama Ky. Abdurrahman dari Serambe kepada Bupati. Ia menanyakan perihal seorang Ulama yang dianggap sebagai pembawa ajaran sesat ke dalam Daerah Kebumen.
“Saya mendengar, ada seorang Kiayi yang ditangkap karena dianggap sebagai pembawa ajaran sesat, apakah benar Bupati?” Tanya kiayi tersebut
“Benar” Jawab Bupati
“Bolehkan saya menengoknya?” Tanya nya lagi.
“Silakan Kiyai” Bupati pun mengizinkan Kiayi tersebut menengok Syeikh Abdurrahman di dalam tahanan.
“Apakah anda yang bernama Syeikh Abdurrahman?” Tanya sang Kiayi.
“Benar” Jawab Beliau
“Ajaran apa yang anda bawa, sampai anda di masukan kedalam sini?” Tanya Kiayi.
“Ilmu Thoreqoh An-Naqsyabandiyah Al-Kholidiyyah” Jawab Beliau lagi.
“Dari kitab manakah anda mengambil Ilmu thoreqoh ini?” Tanya sang kiayi kembali.
Syeikh Abdurrahman lalu menunjukan Kitab yang ada bersama nya.Baru lah sang Kiayi percaya bahwa Ilmu yang dibawa oleh Syeikh Abdurrahman itu bukanlah ajaran sesat, hanya belum pernah dikenal oleh Para Ulama Kebumen saat itu.
Setelah mengunjungi Syeikh Abdurrahman di dalam tahanan, Kiayi Abdurrahman lalu menemui Bupati Kebumen dan menjelaskan kepadanya bahwa ajaran yang dibawa oleh Syeikh Abdurrahman bukanlah Ilmu sesat. Dan Kiayi Abdurrahman juga siap menjadi jaminan untuk Syeikh Abdurrahman.
 Kemudian diadakanlah sayembara yang dibuat oleh Bupati di Alun – alun Kota Kebumen, yang isinya siapa yang dapat menggendong Syeikh Abdurrohman, maka dia berhak atas syeikh Abdurrahman. Seorang demi seorang mencoba untuk menggendong beliau, tapi anehnya tidak ada yang sanggup untuk menggendongnya. Sampai akhirnya, seorang Pak Lurah mampu menggendong beliau, lalu bebaslah Syeikh Abdurrahman dari penjara. Ketika sudah agak jauh dari tempat diadakan syembara, Syeikh Abdurrahman meminta diturunkan.
“Sudah, saya turunkan saja disini. Sudah jauh dari tempat sayembara.” Minta syeikh Abdurrahman.
Setelah keluar dari penjara, Mbah Abdurrahman singgah di rumah Pak Sakirdan disuguhi getuk. Mbah Abdurrahman pun senang dan berkata "Getuk ini enak, jika bapak jual InsyaAllah laris",
Akhirnya memang benar, getuk Pak Sakir sangat terkenal di daerah Kebumen.

Hasil musyawarah para masyarakat Kebumen, diputuskan bahwa syeikh Abdurrahman akan ditempatkan di Desa yang terkenal Angker di daerah Kebumen. Syeikh Abdurrahman pun menerimanya, lalu mulai membangun masjid, dan menyebarkan agama Islam serta Ilmu Thoreqoh An-Naqsyabandiyah Al-Kholidiyyah disana.

        

Tanda Tangan Mba Sholihin (Pengesahan dan Pembenaran Artikel ini)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teks Pembawa Acara Upacara Bahasa Inggris di SMK VIP Mamba'us Sholihin

Assalamu’alaikum Wr. Wb Untuk menunjang pembiasaan Bahasa Arab dan Inggris, SMK VIP Mamba’us Sholihin , Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih dijadikan sebagai alat pembelajaran untuk penunjang kegiatan ini. Dan Semoga dengan adanya Upacara dalam bahasa Arab dan Inggris, dapat membantu terwujudnya muliu dalam berbahasa. Amiin Ya Rabbal Alamiin. Upacara Pengibaran bendera, Hari Senin, Tanggal ……. Segera dimulai. Flag ceremony on Monday ….. ( month-date-year) will soon be started. 1.   Masing –masing pemimpin pasukan menyiapkan pasukannya. Every platoon leader preparing his troops. 2.   Pemimpin Upacara memasuki lapangan upacara. The commander of ceremony comes into ceremony yard. 3.   Penghormatan kepada pemimpin upacara. The general honour to the Commander of ceremony. 4.   Laporan masing-masing pemimpin pasukan kepada pemimpin upacara. Report every Platoon Leader to the master of ceremony. (Salute) Class One Ready Class T...

Teks Pembawa Acara Upacara Bahasa Arab di SMK VIP Mamba'us Sholihin

Assalamu’alaikum Wr. Wb Untuk menunjang pembiasaan Bahasa Arab dan Inggris, SMK VIP Mamba’us Sholihin , Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih dijadikan sebagai alat pembelajaran untuk penunjang kegiatan ini. Dan Semoga dengan adanya Upacara dalam bahasa Arab dan Inggris, dapat membantu terwujudnya muliu dalam berbahasa. Amiin Ya Rabbal Alamiin. سِّكًا ببسم الله الرحمن الرحيم، مَرَاسِيْمُ يومِ الإثنين، تاريخِ ... عام ... سيُبْدَأُ. 1.     .   أَعَدَّ قَوَّادُ الصفِ بِصُفوفِ كلٍ   Masing –masing pemimpin pasukan menyiapkan pasukannya. 2.       قَائدُ المراسيمِ يَدخُلُ إلى مَيْدَانِ الْمَرَاسِيْمِ Pemimpin Upacara memasuki lapangan upacara. 3.     اِحْتِرَامٌ عامٌ إِلى قَائِدِ الْمَرَاسِيْمِ تَحْتَ قِيَادَةِ قَائِدِ الصَّفِ اْلأَيْمَنِ Penghormatan kepada pemimpin upacara dipimpin oleh pemimpin pasukan paling kanan .  ) إِهْتَمُّوْا إِلَى الجَمِيع، إِلى قَائِدِ الْمَرَاسِيْمِ تَحِيَّة...

Isti'arah Murosyahah, Mujarodah, dan Muthlaqah

Makalah Balaghoh tentang isti’arah Murasyahah, isti’arah Mujarrodah, isti’arah Muthlaqoh Dosen        :  Ubaidillah M.Pd.I Disusun  Oleh: Nurul La e la Zahra         : 32-17- 0 4 7 Nurul Rizqi                  : 32- 15-021 Nisa Pundi Lestari       : 32-15-002 Fakultas Agama Islam UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA 2017 M / 1439 H BAB I PENDAHULUAN A.       Kata Pengantar Al qur’an merupakan mukjizat terbesar bagi nabi Muhammad SAW kemukjizatannya terkandung pada aspek bahasa dan isinya. Dari aspek bahasa, al Qur’an mempunyai tingkat fashohah dan balaghah yang tinggi. Sedangkan dari aspek isi, pesan dan kandungan maknanya melampaui batas...